Tuesday 7 February 2017

6 Cara Bijak Memuji Anak


“Anak kalau sering dipuji jadi sombong lho…”
“Nanti dia jadi malas dan seenaknya..”
Beberapa kata-kata diatas sering kita dengar dari orang-orang sekitar tatkala kita memuji anak kita, agar berhati-hati dalam memuji si anak.
Memang benar, jika pujian dilontarkan dengan cara yang kurang bijak, dapat menghasilkan perilaku yang tidak kita inginkan pada anak, dan akibatnya bisa fatal.
Lho kok bisa ???
Cara yang kurang tepat dalam memberikan pujian dapat membuat anak cenderung menjadi malas dan haus pujian. Bahkan dapat membuat anak selalu memiliki motivasi tersembunyi dalam melakukan banyak hal hanya demi menerima pujian. Saat mereka tidak mendapat pujian yang mereka harapkan, mereka pun dapat marah, frustasi, dan kecewa.
Jika pola seperti ini terus terjadi dalam diri anak, akan berpengaruh buruk dalam jangka panjang bagi si anak sendiri. Ia tidak akan bebas dan merdeka dalam menjalani hidup, dan haus pengakuan akan orang sekitarnya.
Nah, walaupun niat anda baik memuji anak, agar memunculkan hasil yang positif, ini dia 6 prinsip bijak yang perlu anda ketahui dalam memuji anak :
1. Pujilah Proses, bukan Hasil.
Dalam memuji anak, pujilah proses yang dilalui oleh anak dan tidak semata-mata terfokus pada hasilnya saja. Pujilah usaha dan upaya mereka dalam mendapatkan hasil tersebut.
Contoh : Saat mendapat nilai 100 dalam ujian Bahasa Inggris,
hindari memuji anak dengan : “Hebat nilai kamu 100, ini baru anak mama/papa, pintar kamu nak…”
namun pujilah dengan : “Hebat anak ayah/bunda, ini karena kemarin kamu sudah belajar dengan baik..”
2. Berikan pujian yang Tulus, bukan dibuat-buat.
Berikan pujian dengan sewajarnyatulus dari hati dan tidak hanya sekedar ingin menyenangkan hati anak.
Misalnya : “Terima kasih ya nak, sudah membantu ibu membuka pintu.”
Hindari pujian “lebay”/dibuat-buat : “Aduh…. anak mama yang paling baik sedunia sudah bukain pintu untuk mama…”
3. Berikan pujian yang spesifik, bukan hanya basa-basi.
Meskipun masih kecil, anak-anak dapat membedakan manakah pujian yang hanya basa-basi saja.
Berikan pujian yang spesifik, jelas dan detil. Misalkan : “Gambarmu bagus, mama suka sekali warna oranye mataharinya.”
4. Berikan pujian secara spontan dan memotivasi.
Memiliki kebiasaan memuji anak sesungguhnya adalah hal yang baik, berikan pujian dengan spontan dan sewajarnya ketika anak memunculkan karakter yang baik.
Misalnya : “Wah rajin anak papa, jam segini sudah selesai semua PR nya.”
Berfokuslah untuk memotivasi anak, dan berfokus pada keuntungan(benefit) yang diperoleh si anak.
Misalnya : “Nah kalau kamu selalu menyelesaikan PR mu, kamu akan siap biarpun nanti ada ulangan mendadak…”
5. Tidak ada pesan tersembunyi, untuk menyindir atau membandingkan dengan orang lain.
Seringkali orangtua menyindir salah satu anaknya dengan cara memuji anak yang lain. Sebisa mungkin hindari hal ini, karena menimbulkan banyak efek negatif pada jiwa si anak.
Misalnya : “Kakak hebat ya juara kelas terus, adik juga harus belajar kaya kakak supaya juara kelas, kan nanti bunda bangga sama kalian berdua…”
6. Tidak memanipulasi.
Jangan gunakan pujian untuk memanipulasi anak.
Misalnya : “Aduh anak papa cantik sekali…, ambilkan handphone papa donk di sofa..”
Kesimpulan.
Pujian yang tulus, memotivasi, dan membangun akan membuat anak  tumbuh menjadi pribadi yang percaya diri namun tetap rendah hati dan tekun berusaha.
Semoga bermanfaat.


Emoticon Emoticon